Wisata Purbalingga...
Purbalingga adalah kota kecil yang layak di juluki Kota Wisata.Selain memiliki beragam wisata alam , di Purbalingga juga terdapat wisata religi yang patut anda singgahi, di antaranya :
Petilasan Ardilawet
Objek wisata ziarah ini terletak di Desa Penusupan Kecamatan Rembang
atau sekitar 30 kilometer sebelah timur laut Kota Purbalingga. Untuk
mencapai lokasi petilasan Ardi Lawet tidaklah sulit. Meski lokasinya
jauh di pelosok desa, namun prasarana jalan menuju tempat itu sudah
lumayan halus. Jika harus menggunakan kendaraan umum, lokasi ini
berjarak sekitar 20 kilometer dari Kota
Purbalingga. Jika menumpang mikrobus jurusan Bobotsari-Rembang, hanya
membutuhkan waktu ekitar 30-45 menit. Sesampai di Monumen Panglima Besar
Jenderal Soedirman, turun dan naiklah pick up ke Desa Penusupan dengan
jarak tempuh sekitar 4 kilometer. Sesampai di Desa Penusupan
pengunjung harus berjalan kaki menempuh jalan setapak kurang lebih 3
kilometer untuk sampai di Gerbang Petilasan Ardilawet.
Ardilawet merupakan tempat berkhalwat fadabbur untuk mendekatkan diri kepada Allah seperti Nabi Muhammad yang berkhalwat di Gua Hira. Nama Gunung Lawet berasal dari kata Khalwat yang berarti gunung untuk bersemedi mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Ardi Lawet menurut riwayat adalah tempat dimana Syekh Jambu karang belum masuk Islam diwedang atau diberi pengetahuan ke Islaman oleh seorang ulama dari Arab. ditempat inilah sampai sekarang Kuku dan Rambut beliau masih ada sampai sekarang sebagai bukti.
Masjid Agung Darussalam
Ardilawet merupakan tempat berkhalwat fadabbur untuk mendekatkan diri kepada Allah seperti Nabi Muhammad yang berkhalwat di Gua Hira. Nama Gunung Lawet berasal dari kata Khalwat yang berarti gunung untuk bersemedi mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Ardi Lawet menurut riwayat adalah tempat dimana Syekh Jambu karang belum masuk Islam diwedang atau diberi pengetahuan ke Islaman oleh seorang ulama dari Arab. ditempat inilah sampai sekarang Kuku dan Rambut beliau masih ada sampai sekarang sebagai bukti.
Masjid Agung Darussalam
Masjid Agung Darussalam adalah masjid terbesar dan termegah di
Purbalingga. Bangunan tempat ibadah umat muslim itu memiliki ciri khas
yang menonjol dan tak dimiliki oleh masjid yang ada di daerah lain.
Masjid Agung Darussalam dibangun pada 1853 M/1269 H oleh KH Abdullah
Ibrahim. Pembangunan dilakukan di atas tanah seluas 5.500 meter persegi.
Sampai dengan saat ini masjid tersebut telah mengalami renovasi lima
kali. Masing-masing pada tahun 1918, 1960, 1970, 1980-1985 dan terakhir
pada tahun 2002-2004. Dana yang dialokasikan pada rehab terakhir
mencapai Rp 2 miliar.
Masjid Agung Darussalam sendiri mendapat julukan “ Masjid
Nabawi “ karena gaya arsitekturnya yang diatur sedemikian rupa sehingga
menyerupai masjid Nabawi di Madinah. Ide untuk mengadopsi gaya
arsitektur masjid Nabawi sendiri digagas oleh mantan Bupati
Purbalingga,Bapak Triyono Budi Sasongko, seusai menjalankan ibadah haji
di Tanah Suci Mekah.
Masjid Agung Darussalam juga menjadi lokasi wisata religi di
Purbalingga. Banyak wisatawan dari luar yang sengaja datang ke
Purbalingga untuk melaksanakan ibadah shalat di masjid yang berada di
depan Alun Alun Purbalingga itu. Ketika masuk ke masjid ini banyak yang
merasakan berada di masjid yang ada di Madinah.
Masjid Jami PITI Muhammad Cheng Hoo
Masjid Jami PITI Muhammad Cheng Hoo
Satu lagi wisata Religi yang patut anda kunjungi saat di Purbalingga
adalah Masjid Muhammad Cheng Hoo. Masjid yang terletak di Desa
Selaganggeng Kec. Mrebet ini menjadi suatu bukti terdapatnya
keberagaman agama, suku maupun ras dalam kehidupan bermasyarakat di Purbalingga. Hal ini menjadi suatu kekuatan yang luar biasa. Para muslim
Tionghoa memanfaatkan Masjid Jami ini sebagai sarana tempat berkumpul
mereka untuk menyiarkan dakwah dan pendidikan Islam.
Berdirinya Masjid Jami Cheng Hoo ini merupakan prakarsa dari PITI (Persatauan Islam Tionghoa Indonesia). Masjid ini merupakan akulturasi arsitektur bergaya China/Tiongkok dan Jawa. Bentuknya mirip kelenteng dan tidak ada kubah bulat di bagian atapnya seperti masjid kebanyakan. Masjid Jami Muhammad Cheng Hoo ini mulai dibangun pada tahun 2005. Setelah terhenti pada tahun 2006, pembangunan dilanjutkan pada tahun 2010, dan diresmikan tanggal 5 Juli 2011.
Masjid Cheng Hoo terlihat sangat indah dan cantik saat malam hari. Saat semua lampu masjid dinyalakan, masjid akan terlihat lebih mewah dan mengesankan. Meskipun ukuran Masjid Jami PITI Cheng Hoo tidak terlalu luas, namun keunikan bangunannya membuatnya menjadi sebuah masjid yang menarik untuk dikunjungi.
Makam Wali Perkasa
Berdirinya Masjid Jami Cheng Hoo ini merupakan prakarsa dari PITI (Persatauan Islam Tionghoa Indonesia). Masjid ini merupakan akulturasi arsitektur bergaya China/Tiongkok dan Jawa. Bentuknya mirip kelenteng dan tidak ada kubah bulat di bagian atapnya seperti masjid kebanyakan. Masjid Jami Muhammad Cheng Hoo ini mulai dibangun pada tahun 2005. Setelah terhenti pada tahun 2006, pembangunan dilanjutkan pada tahun 2010, dan diresmikan tanggal 5 Juli 2011.
Masjid Cheng Hoo terlihat sangat indah dan cantik saat malam hari. Saat semua lampu masjid dinyalakan, masjid akan terlihat lebih mewah dan mengesankan. Meskipun ukuran Masjid Jami PITI Cheng Hoo tidak terlalu luas, namun keunikan bangunannya membuatnya menjadi sebuah masjid yang menarik untuk dikunjungi.
Makam Wali Perkasa
Makam Wali Perkasa terletak di Desa Pekiringan, Karangmoncol. Konon Makam Wali Perkasa merupakan makam peninggalan wali yang merupakan tempat peristirahatan terakhir seorang penyebar
agama islam yang berada di Desa Pekiringan.Wali Perkasa mempunyai nama
lain yaitu Makdum Perkasa,yang merupakan nama pemberian dari Sunan Kali
jaga, karena beliau yang mampu merubah arah kiblat masjid Demak yang
konon dalam pembangunan masjid tersebut kurang sempurna arah kiblatnya.
Tentunya proses perubahan arah kiblat tersebut dengan cara meminta
kepada Allah SWT agar diberi kekuatan yang bisa merubah arah kiblat
tersebut. Awalnya yang berdoa adalah Sunan Kali Jaga dan murid-muridnya
yang mengamini,tetapi tetap saja tidak mampu merubah arah kiblat.
Selanjutnya seorang murid minta diberi kesempatan memimpin doa,dan Sunan
Kali Jaga yang mengamini bersama murid murid lainnya. Atas izin Allah
arah Kiblat masjid Demak bergeser pada posisi yang sempurna.Sejak saat
itulah beliau mendapat julukan nama PERKASA. Di Makam Wali Perkasa juga telah di sediakan pemandu demi kelancaran para peziarah.